Pengalaman
berdasarkan fungsi umum teori belajar
1.
Sebagai kerangka
riset
Ketika saya memasuki kuliah, saya mendapatkan banyak
ilmu dan informasi baru. Tidak sedikit, mata kuliah yang memberikan tugas untuk
turun lapangan. Observasi, pemberian angket untuk penelitian, dan sebagainya. Dari
pembelajaran di kelas, kami dapat menegakkan kerangka riset.
2.
Memberikan
kerangka organisasi untuk item-item informasi
Misalnya ketika saya kuliah di Psikologi pada
semester 2. Salah satu mata kuliah di semester 2 adalah psikologi kepribadian
atau psikologi perkembangan. Psikologi kepribadian banyak membahas tentang
tokoh dan teori kepribadian. Sedangkan psikologi perkembangan, banyak membahas
tentang perkembangan manusia dan hal ini juga pernah saya alami sehingga lebih
mudah untuk saya mengingatnya. Jadi ketika saya ujian, sesuai dengan fungsi
pertama, terdapat kerangka organisasi terhadap informasi, dimana bagi saya
mendapatkan nilai C+ untuk mata kuliah kepribadian sudah cukup, berbeda dengan
mata kuliah perkembangan, dimana saya akan merasa cukup ketika saya mendapatkan
nilai minimal B+.
3.
Mengidentifikasi
sifat dari peristiwa yang kompleks
Misalnya ketika saya masih TK, saya dan abang saya
sering bermain bersama. Suatu hari, kami merobek-robek kertas, menggumpalnya
menjadi 1 bulatan, lalu melemparkannya ke dinding kamar. Lalu, kami pergi ke
kamar mandi, gumpalan-gumpalan tadi kami letakkan diatas bak mandi, sehingga
gumpalan itu menjad basah. Ketika kami lemparkan ke dinding, gumpalan kertas
tadi lengket di dinding. terkadang gumpalan itu tidak lengket ke dinding. Lalu kami
coba beberapa kali, ternyata agar gumpalan kertas lengket ke dinding, kami
harus membasahinya dan melemparnya keras, bukan pelan.
4.
Mereorganisasi pengalaman
sebelumnya
Ketika saya belajar memasak sayur. Saya menumis
kangkung. Ketika air nya telah mendidih, saya langsung mematikan kompor dan
menghidangkannya. Namun, ketika dicicipi kangkung nya tidak lembut. Lalu, saya
mencoba lagi dan juga bertanya pada mama dan memperhatikan mama memasaknya,
ternyata setelah air mendidih, sayur tidak boleh langsung diangkat. Namun, didiamkan
beberapa saat sampai sayurnya lembut.
5.
Bertindak
sebagai penjelasan kerja dari peristiwa
Akhir-akhir ini saya sering telat bangun. Masalahnya
adalah, ketika alarm saya untuk bangun berbunyi, saya mematikannya dan kembali
tidur. Dari situ, saya belajar bahwa jika alarm hanya dibunyikan sekali, saya
akan emmatikan dan kembali tidur. Maka saya mengatur alarm saya berbunyi setiap
5 menit sekali. Hingga saya bosan mendengarkannya dan terbangun. Kekekeke :D
Kaitannya dengan
Gambar 1.1
1.
Pengalaman pertama
dapat dikaitkan dengan perspektif Behavioristik. Dimana aliran ini menyatakan
bahwa akan ada kaitan antara tindakan dri dalam diri dan lingkungan. Maka dalam
pengalaman saya, saya juga mendapatkan pembelajaran dari senior dan juga
pengalaman-pengalaman turun lapangan dapat membuat kegiatan selanjutnya menjadi
lebih baik.
2.
Pengalaman saya
kedua dapat dikaitkan dengan perspektif interaksionis. Dimana, Gagne
menjelaskan bahwa terdapat faktor internal dan eksternal dalam pembelajaran. Saya
menganggap nilai C+ itu sudah cukup karena faktor internal saya yaitu motivasi
dan keyakinan saya menggap itu sudah cukup. Selain itu, didukung juga oleh
teman-teman yang berpendapat sama dengan saya. Dan juga faktor materi yang
banyak dan begitu banyak hapalan yang membuat saya menganggap bahwa nilai C+
itu sudah cukup.
3.
Pengalaman saya
ketiga dapat dikaitkan dengan teori perkembangan interaksionis. Dimana, Piaget
menerangkan bahwa interaksi dan eksperimentasi yang beulang-ulang dengan objek
akan melahirkan pemikiran yang lebih logis. Dimana, dalam pengalaman saya, saya
dan abang saya mencoba hal itu berulang kali, sehingga kami mendapatkan penjelasan
bagaimana agar kertas itu dapat menempel di dinding.
4.
Pengalaman saya
keempat dapat dikaitkan dengan perspektif kognitif, dimana Bandura menjelaskan
konsep modelling. Dalam pengalaman ini, saya menganalisis dan belajar dari
model, yaitu mama saya.
5.
Pengalaman saya
yang terakhir dapat dikaitkan dengan perspektif Behavioris. Dimana,
pengkondisian operan mengatakan konsep tentang reinforcement untuk menguatkan
perilaku. Jadi, dalam hal ini saya memberikan reinforcement negatif pada diri
saya sendiri. Yaitu, membunyikan alarm berulang-ulang, dengan harapan
memperkuat perilaku bangun tepat waktu.