(10-005) Cut Rafyqa F
(10-010) Rosa Mentari P
(10-060) Ahmad Fauzi T
Kondisi belajar menurut Gagne adalah
keterampilan, apresiasi, penalaran manusia, dengan semua variasinya, harapan,
aspirasi, sikap, nilai-nilai manusia, perkembangannya sebagian besar bergantung
pada peristiwa yang disebut dengan belajar (Gagnẻ,1985,h.1). Lima
variasi yang dianggap Gagnẻ memenuhi kriteria, yaitu :
1. Informasi
verbal, dimana dalam hal ini
individu dapat menyatakan nama-nama sesuatu, fakta, atau membuat kalimat untuk
tema utama atau ide dalam wacana.
2. Keterampilan
intelektual, dimana individu
mampu menyusun kalimat, menjumlahkan angka dua digit, memecahkan soal aljabar,
dan mengidentifikasi warna.
3. Keterampilan
motorik mencakup sekuensi
atau tindakan fisik seperti menunjukkan kepak sayap kupu-kupu.
4. Sikap
yang memengaruhi tindakan positif atau negatif terhadap orang lain.
5. Strategi kognitif
mencakup kapabilitas yang mengontrol belajar, mengingat, dan berpikir.
Dalam
teori Gagne juga
terdapat konsep kondisi belajar internal dan eksternal. Kondisi belajar (Gagne) adalah suatu
situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku
(performance) pada seseorang setelah ia ditempakan pada situasi tersebut. Kondisi internal adalah kemampuan
yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru
dengan kata lain berarti kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang
ditimbulkan oleh mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis,
fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu kondisi
belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal ini adalah lingkungan
belajar siswa. Kondisi eksternal adalah peristiwa khusus dan unik yang
memungkinkan belajar (Gagne, 1985), khususnya peristiwa yang mengandung stimulus
yang ada di luar diri pembelajar seperti penjadwalan dan pengurutan.
Ketiga pengalaman anggota kelompok dapat
dihubungkan dengan konsep kondisi belajar Robert Gagne. Yang pertama, sesuai
dengan konsep kondisi internal dan eksternal, dimana terdapat motivasi dan
keinginan dari diri kami sendiri dalam belajar dan bertindak. Dalam kasus Rosa,
ia mempunyai sikap positif terhadap menari, sehingga ia mau mempelajari
gerakannya dan kondisi eksternal dimana ia memperhatikan guru tari nya dalam
menarikan tarian Tanggai, begitu juga dengan Cut dengan kondisi eksternalnya,
yaitu sepedanya yang rusak mambuat ia berani mengambil tindakan dan keputusan
untuk mengadukan temannya kepada guru, lalu Fauzi yang memiliki keinginan dari
dalam dirinya untuk belajar memasak mie instan dan kondisi eksternal dimana ia
juga memperhatikan orang sekitar yang memasak mie instan.
Pengalaman
anggota kelompok juga dapat dibahas dengan konsep 5 kategori belajar. Bahwa
setiap orang belajar atau mengalami pembelajaran dengan 1 atau lebih dari
kategori belajar ini. Pengalaman menari yang dialami Rosa melibatkan 3
kategori, yaitu sikap positif terhadap menari sehingga ia berkeinginan untuk
mempelajarinya, motorik yang bekerja ketika ia menggerakkan tangan, kepala,
kaki, dan bagian tubuh lainnya untuk menari, dan kognitif yang ia gunakan dalam
berpikir, mencerna, dan mengingat gerakan yang telah dipelajari. Pada
pengalaman Cut Rafyqa Fadhilah terjadi variasi belajar Gagne yaitu keterampilan
intelektual dan strategi
kognitif Cut dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi Cut sehingga
menjadikan pembelajaran untuk Cut kedepannya dalam menghadapi masalah serupa
ataupun masalah lainnya dimana keterampilan intelektual dan strategi kognitif
sangat berperan penting dalam memecahkan masalah (problem solving). Fauzi juga melibatkan keterampilan intelektual
dimana Fauzi akan belajar
bahwa dua bungkus bumbu mie instan akan terasa asin sekali ketika saya
memasaknya dengan sedikit air atau tidak akan terasa jika saya memasak lima
bungkus.
0 komentar:
Posting Komentar