Keterampilan,
apresiasi, penalaran manusia, dengan semua variasinya, harapan, aspirasi, sikap
,nilai-nilai manusia, perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa
yang disebut dengan belajar.( Gagnẻ,1985,h.1)
Asumsi
dasar dari teori Gagnẻ mendeskripsikan sifat unik dari kegiatan belajar dan
defenisinya. Asumsinya,: belajar dan pertumbuhan tidak boleh disamakan satu
sama lain; belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan individual;
banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan ke dalam berbagai situasi;
belajar keterampilan yang kompleks didasarkan pada pembelajaran sebelumnya; dan
belajar bukan proses tunggal.
Komponen
Belajar
Pendekatan
Gagnẻ dalam mengembangkan prinsip belajar. Pertama, pemahaman tentang
kapabilitas manusia karena sifat dari hasil belajar akan menentukan parameter
proses belajar. Kedua, belajar dan pembelajaran bukan titik perhatian yang
terpisah,keduanya harus berjalan beriringan.
Macam-macam
belajar. Lima variasi yang dianggap Gagnẻ memenuhi kriteria adalah informasi
verbal,keterampilan intelektual,keterampilan motorik,sikap,dan strategi
kognitif. Lima variasi belajar ini akan mempresentasikan hasil belajar.
Sembilan tahapan
belajar dibagi menjadi tiga tahapan umum
1.
Persiapan belajar. Tahapan ini bertujuan
mempersiapkan diri untuk belajar seperti
memperhatikan stimuli untuk belajar,membangun harapan, dan mengambil informasi
yang relevan dan keterampilan dari ingatan jangka panjang untuk dimasukkan ke
ingatan kerja. Biasanya tahapan ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit.
2.
Akuisisi dan kinerja. Pada tahapan ini
memungkinkan penyimpanan stimulus penting secara temporer di dalam ingatan
kemudian memberi makna (encoding) dan mentrasfer informasi ke ingatan jangka
panjang,tahap ini adalah tahap sentral dan penting dalam belajar. Kegiatan inti
dari belajar diakhiri dengan kinerja atau konfirmasi belajar baru. Pembelajaran
mengambil kode baru disimpan di memori jangka panjang dan memberi respon. Langkah selanjutnya adalah memberikan tanggapan.
Arti penting dari tanggapan ini adalah untuk memperkuat pembelajaran ketika ia
mengkonfirmasi kan bahwa tujuan telah dicapai atau dikuasai.
3.
Transfer belajar. Tahapan terakhir dari
pembelajaran mencakup kesempatan untuk mengaplikasikan aktivitas belajar ke
dalam situasi baru dan mengkonstruksikannya untuk diingat kembali. Tahapan ini
juga melahirkan petunjuk tambahan untuk pengingatan kapabilitas di masa depan.
Hakikat Belajar yang
Kompleks
Analisis belajar Gagne memcakup dua
organisasi kapabilitas yang merepresentasikan belajar yang kompleks. Dua
organisasi itu adalah prosedur dan hierarki belajar.
Prosedur
Sebuah prosedur
adalah:
a. Seperangkat
tindakan yang harus dilakukan sesuai urutan atau secara langkah demi langkah,
dan
b. Organisasi
keterampilan yang mencakup keterampilan motorik/gerak dan keterampilan
intelektual (Gagne, 1985, h. 262). Contohnya adalah menulis cek, menyeimbangkan
neraca, dan memarkir kendaraan.
Hierarki Belajar
Hierarki
belajar adalah “seperangkat kapabilitas intelektual tertentu yang memiliki
kaitan berurutan satu sama lain (Gagne, 1985, h. 262). Artinya, setiap
keterampilan atau kapabilitas adalah penting untuk mempelajari keterampilan
yang lebih tinggi di urutan selanjutnya. Tipe keterampilan komponen dan
kontruksi hierarki belajar.
Tipe
Keterampilan Komponen
Ringkasan
Keterampilan Intelektual dari yang Sederhana ke yang Kompleks
Tipe
Kapabilitas
|
Deskripsi
|
Contoh
|
Belajar Diskriminasi.
|
Merespon secara
berbeda pada karakteristik yang membedakan objek, seperti bentuk, ukuran,
warna.
|
Membedakan gambar
segitiga tertutup dan gambar geometris lainnya.
|
Belajar konsep/konsep
konkret.
|
Mengidentifikasi
objek atau kegiatan sebagai anggota dari satu konsep, belajar melalui
pertemuan langsung dengan contoh konkret.
|
Mengidentifikasi
berbagai bentuk segitiga, dari segitiga yang tinggi sampai lebar.
|
Konsep yang
didefinisikan.
|
Belajar aturan
klasifikasi (konsepnya adalah abstrak; tidak ada contoh konkret).
|
Belajar bahwa
patriotisme mengacu pada situasi yang merefleksikan cinta atau semangat untuk
membela negara.
|
Belajar Aturan.
|
Merespons satu
kelompok situasi dengan kelompok kinerja yang mempresentasikan kaitan.
|
Menjawab 5+2, 6+1,
dan 9+4 dengan menjumlahkan 2+5, 1+6, dan 4+9.
|
Belajar kaidah yang
lebih tinggi (pemecahan masalah).
|
Memilih aturan
subordinat dari ingatan untuk memcahkan masalah dan mengaplikasikannya pada
urutan yang tepat.
|
Memecahkan persamaan
linier dengan satu persamaan tersamar.
|
Menyusun
Hierarki Belajar
Mengembangkan
hierarki belajar diawali dengan pernyataan yang jelas tentang tujuan akhir dari
pembelajaran, misalnya untuk pengurangan bilangan bulat. Tujuan ini kemudian
dianalisis menjadi keterampilan subordinat sehingga keterampilan leveln rendah
dapat diprediksi akan menimbulkan transfer positif ke keterampilan yang lebih
tinggi di dalam hierarki tersebut (Gagne, 1986b, h. 1).
Karakteristik
esensial dari hierarki belajar adalah mereka merupakan organisasi keterampilan
psikologis. Suatu hierarki belajar bukanlah urutan informasi logis atau
deskripsi cara pengetahuan varbal diperoleh (Gagne, 1968b).
Keterbatasan
hierarki belajar adalah hierarki ini tidak selalu merepresentasikan urutan dari
belajar baru di dalam kelas. Meski demikian, hierarki belajar, dengan
mengidentifikasi keterampilan prasyarat, dapat mereduksi kebutuhan akan
remediasi dan memberikan hasil proses di dalam kurikulum.
PRINSIP
PEMBELAJARAN
Asumsi
Dasar
Asumsi Gagne tentang
pembelajaran di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut
sebagai desain pembelajaran.
Definisi Instruksi
Belajar
dapat terjadi baik karena ada ataupun tidak adanya kegiatan pembelajarab
(Gagne, 1987a, h. 400). Karakteristik kedua dari pembelajaran adalah ia tidak
memiliki tujuan tunggal. Ketiga keputusan tentang pembelajaran harus dibuat
dalam konteks keterampilan atau keterampilan yang akan dipelajari.
Hakikat Desain Pembelajaran
Fokus
dalam prinsip Gagne adalah pembelajaran, bukan sekadar pengajaran sederhana.
Maksudnya adalah untuk menangani semua kejadian yang mungkin memengaruhi
belajar individual (Gagne & Briggs, 1979).
Komponen
Pembelajaran
Penopang
teori adalah lima variasi belajar. Mereka berfungsi sebagai kerangka acuan
untuk mengidentifikasi kapabilitas atau kapabilitas-kapabilitas yang merupakan
hasil dari pembelajaran tertentu.
Mendesain Tujuan Kinerja
Fungsi
tujuan kinerja (performance objective) adalah
sebagai pernyataan yang tegas tentang kapabilitas yang akan di pelajari. Istilah
seperti memahami, mengerti, dan mengapresiasi harus diganti dengan istilah yang
lebih tepat yang secara jelas mengkomunikasi keterampilan atau sikap yang
hendak dipelajari.
Saran
Kata Kerja untuk Jenis Belajar
Kapabilitas
|
Kata
Kerja
|
Informasi
|
Menyatakan,
mendefinisikan, menguraikan dengan kata-kata sendiri.
|
Keterampilan motorik
|
Melakukanm
mengerjakan, memberlakukan, mengucapkan.
|
Sikap
|
Memutuskan untuk...
bebas untuk memilih... memilih (aktivitas yang disukai)
|
Siasat Kognitif
|
Menentukan cara
(strategi)
|
Keterampilan
Intelektual
Membedakan
Konsep
Aturan
Kaidah tingkat tinggi
|
Memilih (yang sama
dan yang beda).
Mengidentifikasi
(contoh), mengklasifikasi (ke dalam kategori).
Menunjukkan,
memprediksi, menjabarkan.
Menghasilkan
(penyelesaian satu masalah), memcahkan.
|
Memilih Kegiatan Instruksional
Kaitan
antara Tahapan Belajar dengan Peristiwa Pembelajaran
Deskripsi
|
Tahapan
Belajar
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Persiapan belajar
|
1. Mengarahkan
perhatian.
2. Ekspektasi.
3.
Retrieval
(pengambilan informasi dan/atau keterampilan yang relevan) untuk dimasukkan
ke ingatan kerja.
|
Menarik perhatian
siswa dengan menggunakan kejadian tidak seperti biasanyam pertanyaan atau perubahan
stimulus.
Memberitahu tujuan
belajar kepada pemelajar.
Merangsang ingatan
atas belajar yang telah dipelajari sebelumnya.
|
Akuisisi dan kinerja
|
4.
Persepsi selektif atas ciri
stimulus.
5.
Penyandian semantik.
6.
Retrieval
dan
respons.
7.
Penguatan.
|
Menyajikan stimulus
dengan ciri yang berbeda.
Memberikan bimbingan
belajar.
Memunculkan kinerja.
Memberi balikan
informatif.
|
Transfer Belajar
|
8.
Pemberian petunjuk retrieval.
9.
Generalisasi.
|
Menilai
perbuatan/kinerja.
Memunculkan kinerja
dengan contoh baru.
|
Pemerolehan
dan Kinerja.
Kegiatan
inti dari pembelajaran adalah menyajikan stimulus tertentu, menyediakan pedoman
belajar, memunculkan kinerja, dan memberikan tanggapan atau umpan balik (feedback).
Peran
Penemuan Terbimbing.
Siswa dapat
merespons seluruh kelompok situasi dengan sekelompok kinerja yang merefleksikan
kaitan khusus dengan situasi stimulus. Misalnya, setelah mempelajari
penyerdehanaan bilangan pecahan, siswa dapat mengaplikasikan aturan untuk tugas
itu dalam setiap situasi.
Retrieval
dan Transfer.
Guru dan
perancang pembelajaran memilih pernyataan verbalm pertanyaan, objek, diagram,
dan stimuli lainnya untuk menstimulasi pemrosesan informasi secara internal
oleh pemelajar.
Keterterapan
dalam Berbagai Ragam Belajar.
Peristiwa
untuk tujuan kinerja pada umumnya dipilih berdasarkan ragam belajar yang
dipresentasikan oleh tujuan. Tetapi mengingat keragaman siswa serta
kompleksitas informasi, keterampilan, strategi, atau sikap yang hendak
dipelajari, peristiwa pembelajaran ini diberikan sesuai keperluan.
Peran Media dalam Pembelajaran
Model
seleksi media berguna untuk mengembangkan pemikiran seseorang tentang berbagai
macam media untuk pembelajaran. Seseorang tidak memilih media lebih dulu,
seperti televisi atau computer, dan kemudian mendesain pembelajaran,
sebaliknya, media dipilih yang sesuai dengan persyaratan dari kegiatan
pembelajaran tertentu.
Merancang
Pembelajaran untuk Keterampilan yang Kompleks
Rancangan
Pembelajaran untuk Prosedur
Langkah
pertama dalam mengembangkan pembelajaran untuk keterampilan yang kompleks
adalah menentukan keterampilan yang akan diajarkan. Keterampilan motorik dalam urutan ini kemudian
dianalisi menjadi bagian-bagian ketermapilan yang juga mungkin perlu diajarkan.
Untuk beberapa prosedur, pilihan antara langkah-langkah alternatif mungkin akan
diperlukan. Setelah keterampilan, bagian keterampilan, dan keterampilan
intelektual diidentifikasi, jenis kapabilitas dari masing-masing keterampilan
akan diidentifikasi. Tujuan kinerja kemudian ditulis untuk setiap keterampilan
dan dirancanglah pembelajaran untuk seperangkat tujuan.
Rancangan
Pemebelajarna untuk Hirarki Belajar
Bagian
dalam bab tentang hakikat belajar kompleks ini membahas analisis tugas belajar,
metode menyusun hierarki belajar.pertanyaan tentang “keterampilan sederhana apa
yang penting untuk keterampilan saat ini”, diaplikasikan pertama kali ke hampir
semua keterampilan kompleks yang diajarkan, dan kemudian ke keterampilan lain
yang teridentifikasi.
Analisi
Tugas Kognitif
Analisis
tugas kognitif, yang adalah perluasan dari analisa tugas tradisional, digunakan
untuk menangani analisi proses mental, pengetahuan dan tujuan, serta keputusan
yang mendasari berbagai tindakan yang diamati. Langkah utama dalam analisis
tugas :
1.
Mengumpulkan informasi awal
2.
Mengidentifikasi representasi
pengetahuan
3.
Mengimplementasikan teknik untuk
memunculkan pengetahuan
4.
Menganalisis dan memverifikasi data
5.
Memformat hasil untuk digunakan
Aplikasi
Pendidikan
Isu
Kelas
Pendekatan
Gagne untuk analisis belajar adalah dari perspektif kebutuhan pembelajaran. Akibatnya,
karyanya membahas beberapa isu penting dalam kelas.
Karakteristik
Pemelajar
Perbedaan
Individual. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
macam perbedaan individual antarsiswa.termasuk didalamnya adalah perbedaan
strategi kognitif dan tingkat belajar. Tetapi, yang paling penting adalah
perbedaan dalam kapabilitas awal siswa, yaitu materi mentah yang menjadi
garapan pembelajaran (Gagne, 1974a, h. 125). Mereka dapat dinilai pada awal
tahun ajaran sekolah atau awal pelajaran. Untuk memperkecil hal ini, dapat
dilakukan pembelajaran kelompok kecil, tutorial, dan diindividualisasikan.
Motivasi.
Mendesain pembelajaran yang efektif mencakup identifikasi motif siswa dan
penyaluran motif itu ke kegiatan yang produktif dalam rangka mencapau tuuan
belajar (Gagne 1974a).
Proses
Kognitif dan Pembelajaran
Transfer
Belajar. Prasyarat esensial dalam keterampilan intelektual
membantu transfer melalui 2 cara, kontribusi pada upaya mempelajari urutan
lebih tinggi dan menggeneralisasikan ke situasi lain. Pada akhir belajar,
situasi baru disajikan ke siswa untuk memastikan bahwa pencapaian belajar baru
mereka tidak terbatas pada situasi.
Keterampilan
“Bagaimana Cara Belajar”. Keterampilan ini adalah strategi
kognitif, dimana siswa memakainya untuk mengelola belajarnya, mengingat, dan
berpikir.
Pengajaran
Pemecahan Masalah. Dalam strategi kognitif, pemelajar
menciptakan sendiri solusi yang mungkin membutuhkan seleksi informasi dari
berbagai macam sumber dan kombinasi informasi dengan cara baru.
Implikassi
untuk Asesmen
Kapabilitas
kelompok kinerja manusia itu unik, yaitu informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Konteks
Sosial untuk Belajar
Gagne
memfokuskan pada rancangan sistem pembelajaran ketimbang pada pengembangan
model pembelajaran. Perbedaan utamanya adalah model pembelajaran meletakkan
guru atau individu pada peran pelaku atau pengelola konstruksi untuk beberapa
kelompok belajar yang teridentifikasi. Sistem pembelajaran sebaliknya, sering
mencakup seperangkat materi dan aktivitas yang dengannya langkah dan manajemen
pembelajaran berada pada diri pemelajar.
Mengembangkan
Strategi Kelas
Model
Perancangan Sistem
Ciri-cirinya
pembelajarannya :
1.
Dirancang untuk tujuan dan sasaran
spesifik
2.
Pengembangannya menggunakan media dan
teknologi pembelajaran lain.
3.
Uji coba, revisi material, dan pengujian
lapangan atas material yang merupakan bagian integral dari proses perancangan.
Kaitan
antara belajar pada tingkat pembelajran dan pelajaran diilustrasikan dengan
tujuan berikut :
1.
Tujuan peajaran : siswa dapat
menganalisis secara kritis kegiatan dan situasi dalam sistem pengadilan,
pemerintah, ekonomi dan politik suatau negara, yang konsisten dengan prioritas
yang diidentifikasi negara itu.
2.
Tujuan unit : siswa daat menunjukkan
hubungan antara sistem politik dengan ekonomi.
3.
Subketerampilan spesifik : siswa bisa
mengklasifikasikan sistem sebagai politik atau ekonomi.
Merancang
Pelajaran
Langkah 1 : menulis
atau memilih tujuam kerja
Langkah 2 : memilih
kegiatan pembelajaran untuk masing-masing tujuan kerja
Langkah 3 : memilih
media untuk kegiatan pembelajaran
Langkah 4 :
mengembangkan tes untuk ujian
Kelemahan
Gagne
mengembangkan teori kondisi belajar untuk menjelaskan berbagai macam proses psikologi
dan terlihat didalam riset tentang belajar sebelmnya dan untuk menspesifikasi
dengan tepat uruta kegiatan pembelajaran untuk proses yang teridentifikasi. Jadi
teori ini lebih mudah untuk tim perancang kurikulum ketimbang untuk dipakai
guru dikelas.
0 komentar:
Posting Komentar