Selasa, 15 Maret 2011

Intelejensi

0 komentar
Konsep intelejensi menimbulkan kontroversi dan debat panas, sering kali sebagai reaksi terhadap gagasan bahwa setiap orang punya kapasitas umum yang dapat diukur dan dikuantifikasi dalam angka. Kita hanya dapat mengevaluasi intelejensi muridsecara tak langsung dengan cara mempelajari tindakan intelejensi murid. Kita lebih banyak mengandalkan pada tes intelejensi tertulis untuk memperkirakan intelejensi murid.
            Intelejensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari.
1.      Tes Intelejensi Individual
·        Tes Binet
Binet mengembangkan konsep Mental Age (MA) atau usia mental, yaitu level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain. Tak lama kemudian, pada 1912 William Stern menciptakan konsep Intelligence Quotient (IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis (CA), dikalikan 100. Jadi rumusnya adalah, IQ = MA/CA x 100. Jika usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ orang itu adalah 100. Jika usia mental di atas usia kronologis, maka IQnya lebih dari 100. Misalnya, anak 6 tahun dengan usia mental 8 tahun akan punya IQ 133. Jika usia mentalnya dibawah usia kronologis, maka IQ nya dibawah 100. Misalkan anak usia 6 tahun dengan usia mental 5 tahun akan punya IQ 83.
·        Skala Wechsler
 Tes ini mencakup Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R) untuk menguji anak usia 4 sampai 6 1/2 tahun, Wechsler Intelligence Scale for Chidren-Revised (WISC-R) untuk anak dan remaja dari usia 6 hingga 16 tahun, dan Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R). Selain menunjukkan IQ keseluruhan, skala Wechsler juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja. IQ verbal didasarkan pada 6 subskala verbal, IQ kinerja didasarkan pada 5 subskala kinerja. Ini membuat peneliti bisa melihat dengan cepat pola-pola kekuatan dan kelemahan dalam area inteligensi murid yang berbeda-beda (Woolger, 2001).
2.      Teori Multiple Intelligences
·        Teori Triarkis Sternberg
Menurut teori inteligensi triarkis dari Robert J. Stenberg (1986, 200), inteligensi muncul dalam bentuk : analitis, kreatif dan praktis. Inteligensi analitis adalah kemapuan untuk menganilisis, menilai, mengevaluasi, memandingkan, dan mempertentangkan. Inteligensi kreatif adalah kemampuan untuk mencipta, mendesain, menciptakan, menemukan dan mengimajinasikan. Inteligensi praktis fokus pada kemampuan untuk menggunakan, megaplikasikan, mengimplementasikan, dan mempraktikkan.
·        Delapan Kerangka Pikiran Gardner
Howard Gardner ( 1983, 1993, 2002) percaya bahwa ada banyak ipe inteligensi spesifik atau kerangka pikiran. Kerangka ini dideskripsikanbersama dengan contoh pekerjaan yang merefleksikan kekuatan masing-masing kerangka (Campbell, Campbell & Dicksinson, 1999) : 
1.      Keahlian verbal
2.      Keahlian matematika
3.      Keahlian spasial
4.      Keahlian tubuh-kinestetik
5.      Keahlia musik
6.      Keahlian intrapersonal
7.      Keahlian interpersonal
8.      Keahlian naturalis

Dari pembahasan diatas, dapat menimbulkan pertanyaan : mana yang lebih baik, tes intelejensi secara individual atau multiple intelejensi?
Asumsi sementara saya, semua tes intelejensi itu mempunyai kekurangan dan kelebihan. Misalnay tes Binet. Dari tes ini kita dapat mengetahui IQ seseorang berdasarkan usia mental dan usia kronologis nya. Sehingga tes ini sering dilakukan untuk mengetahui tingkat intelejensi secara keseluruhan. Tapi kekurangan dari tes ini, seringkali orang menjudge anak dengan IQ yang rendah. Padahal hasil tes IQ bukan satu-satunya ukuran untuk menilai kompetensi anak. Sedangkan tes Gardner, kita dapat mengetahui potensi yang paling menonjol pada anak. Sehingga orang tua dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak nya tersebut
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Selasa, 08 Maret 2011

Peran Kognitif dalam Pembelajaran

0 komentar
            Teori kognitif sosial (social cognitive theory) menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor perilaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Albert Bandura (1986, 1997, 2000, 2001) adalah salah satu arsitek utama teori kognitif sosial. Dia mengatakan bahwa ktika murid belajar, mereka dapat mempresentasikan atau mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi, pemikiran, dan kecerdasan.
            Perhatikan bagaimana model bandura dalam perilaku akademik murid sekolah menengah yang kita sebut saja sebagai Nila.
  • Kognisi memengaruhi perilaku
Nila menyusun strategi kognitif untuk berpikir secara lebih mendalam dan logis tentang cara menyelesaikan masalah. Strategi kognitif meningkatkan perilaku akademiknya.
  • Perilaku memengaruhi kognisi
Proses (perilaku) belajar Nila membuatnya mendapat nilai baik, yang pada gilirannya menghasilkan ekspektasi positif tentang kemampuannya dan membuat dirinya percaya diri (kognisi).
  • Lingakungan memengaruhi perilaku
Sekolah tempat Nila belajar mengembangkan program percontohan keterampilan-belajar untuk membantu murid belajar cara membuat catatan, mengelola waktu, dan mengerjakan ujian secara lebih efektif. Program ini meningkatkan perilaku akademik Nila.
  • Perilaku memengaruhi lingkungan
Program keterampilan-belajar ini berhasil meningkatkan perilaku akademik banyak murid di kelas Nila. Hal ini memicu sekolah untuk mengembangkan program itu sehingga semua murid di sekolah itu bisa turut serta
  • Kognisi memengaruhi lingkungan
Ekspektasi dan perencanaan dari kepala sekolah dan para guru memungkinkan program keterampilan-belajar itu terwujud
  • Lingkungan memengaruhi kognisi
Sekolah tersebut mendirikan pusat sumber daya dimana murid dan orang tua dapat mencari buku dan materi tentang peningkatan keterampilan belajar. Pusat sumber daya ini juga memberikan layanan tutoring keterampilan-belajar untuk murid. Nila dan orang tua nya memetik keuntungan dari tutoring dan pusat sumber daya ini. Layanan ini meningkatkan keterampilan berpikir Nila.

Dari pembahasan diatas, dapat menimbulkan pertanyaan. Bagaimana dengan kognisi anak yang menjalani home schooling, yang tidak sekolah di sekolah pada umumnya ?

            Asumsi sementara saya : keadaan kognisi pada anak yang menjalani home schooling dapat berjalan dengan baik dan dapat sebaik anak yang sekolah di sekolah pada umumnya. Peran guru nya juga penting dalam membangun lingkungan belajar yang dapat menstimulasi kognitif anak tersebut. Selama guru menciptakan lingkunagn belajar yang baik, misalnya memberikan peluang pada anak untuk mengeksplorasi kemampuan nya seperti sekolah pada umumnya. Sehingga meningkatkan keterampilan berpikir si anak.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I love BUMI :*

22 komentar
Did You Know??
Buat kita, suhu dibawah 20oC itu udah terasa sangat dingin. Gak kebayang kan kalau kita harus berada di suatu tempat dengan suhu -89.2oC?  Nah, suhu itu adalah suhu yang paling rendah dimuka bumi ini. Suhu ini terjadi di Stasiun Russian Vostok di Antartika  pada tanggal 21 Juni 1983. Saat itu, mungkin gak bakal ada orang yang percaya kalau dibilang dunia bakal mengalami GLOBAL WARMING 27 tahun kemudian!

Suhu dan iklim memang berubah. Perlunya kesadaran setiap manusia untuk menjaga bumi kita tercinta ini. Ini semua adalah tentang dunia yang kita tinggal dan bagaimana kita menjalani hidup kita. Cara nya yaitu dengan 4R :
  • Reduce (Mengurangi)
Berusaha lah untuk menghemat penggunaan barang atau material. Hal ini akan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.
  • Reuse (Memakai kembali)
Pilihlah barang yang dapat dipakai kembali dan menghindari barang-barang yang disposable yaitu barang yang hanya dapat dipakai sekali lalu dibuang. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah.
  • Recycle (Mendaur ulang)
  • Replace ( Mengganti)
Hendaknya memilih barang yang akan digunakan. Pilihlah barang yang lebih ramah lingkungan. Misalnya dengan mengganti kantong plastik menjadi keranjang bila berbelanja.

Masih banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga bumi kita tercinta. Ciptakan suasana lingkungan yang sejuk dengan menanam pohon di sekitar kita. Dengan satu gerakan penyelamatan, kita telah memberikan hadiah terindah untuk kehidupan anak cucu kita kelak. Mulai lah dari hal yang kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan dan pisah kan antara sampah organik dan non organik, mematikan barang elektronik jika tidak diperlukan, dan matikan air keran jika sudah selesai digunakan.

Suarakan gerakan cinta bumi kepada semua orang agar kita bersama-sama dapat menjaga bumi dan iklim juga dapat berubah menjadi lebih bersahabat. Siapa yang telah melakukan penyelamatan dunia? Silahkan memberi komentar dan membagikan pengetahuan maupun pengalaman nya dalam melakukan penyelamatan dunia! ^_^
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
 
Copyright © Ocha's Blog