Rabu, 28 Maret 2012

Aplikasi Paedagogi Praktis dikaitkan dengan Guru Abad ke-21

0 komentar


Pedagogi tidak sekadar harus dipahami, melainkan juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Pemikiran inilah yang kemudian melahirkan apa yang disebut dengan pedagogi praktis. Meski demikian, praktik pedagogi yang baik harus didasari oleh teori pedagogi yang sudah teruji.

Pada saat ini, kualitas guru mulai menurun dibandingkan dengan kualitas guru yang dihasilkan pada jaman dulu. Menurut kami, ketika hal ini dikaitkan dengan ilmu seni mengajar, sebetulnya guru pada generasi ini tidak memenuhi persyaratan seorang guru yang sebenarnya. Dulu, tidaklah mudah mendapatkan posisi sebagai seorang guru. Tes dilakukan lumayan ketat, dilihat dari kemampuan akademik atau seberapa ilmu yang ia punya ataupun berdasarkan jenjang pendidikannya. Selain itu, guru pada saat itu, tidak hanya memberikan ilmu atau mengajarkan akademik ada siswanya, namun mendidik anak secara moral.

Pada saat ini posisi guru bisa saja tidak ditempati oleh seseorang yang berjiwa guru. Ada beberapa guru pada jaman sekarang yang tidak memenuhi standar ilmu (standar profesional) yang seharusnya dimiliki seorang guru. Selain itu, terkadang pendidikan moral diabaikan. Apalagi dengan adanya perkembangan teknologi dan kreatifitas yang sekarang berkembang, menuntut guru untuk menjadi kreatif dan harus menuntun siswanya agar lebih aktif dan mengikuti perkembangan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang di jaman ini. Sehingga terkadang, guru dituntut untuk menuntun siswanya agar tidak melenceng dari kurikulum yang telah dibuta, dan juga dapat mengendalikan aktivitas si anak. Hal ini dapat dilakukan dengan melalui ceramah formal yang mengusut tentang moral anak.

Bagi guru di jaman sekarang, kekuatan paedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran semakin praktis dengan dilihat dari konsep teoritis. Teori memang merupakan sesuatu yang paling praktis. Namun, yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara guru-guru menggunakan dan memanfaatkan teori tersebut sebagai paedagogi praktis.

Guru yang efektif, mampu menampilkan berbagai keterampilan dan kemampuan yang mengarah untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, dan yakin bahwa proses pembelajaran tersebut dapat berhasil dengan baik dalam segala hal, seperti dalam hal akademis dan dalam hal pribadi.

Jadi, agar paedagogi praktis dapat berjalan efektif, maka seorang guru harus memiliki standar professional yang menjadi persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Jangan hanya memiliki gelar dan profesi sebagai guru, tetapi diharapkan kepada guru di jaman sekarang agar lebih bisa mengaplikasikan paedagogi praktis agar terciptanya proses belajar-mengajar yang lebih efektif.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Selasa, 27 Maret 2012

Pedagogi Praktis Abad ke-21

0 komentar
Pedagogi formal bermakna pedagogi teoritis atau ilmiah, sedangkan pedagogi venakular merupakan kata lain dari pedagogis praktis. Pedagogi formal atau pedagogi ilmiah merupakan upaya utnuk mengembangkan prinsip-prinsip dan teori pedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dari pedagogi venakular atau pedagogi praktis.
Menurut Carpenter (2001) ada dua fungsi penelitian pedagogis :
1.      Untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran.
2.    Untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi pedagogi.

Tujuan pertama melahirkan pedagogi teoritis dan tujuan kedua melahirkan pedagogi praktis. Pedagogi tidak sekadar harus dipahami, melainkan juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Pemikiran inilah yang kemudian melahirkan apa yang disebut dengan pedagogi praktis. Meski demikian, praktik pedagogi yang baik harus didasari oleh teori pedagogi yang sudah teruji. Bagi guru-guru, kekuatan pedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran semakin praktis dilihat dari prisma konsep teoritis. Karena memang, teori merupakan sesuatu yang paling praktis.

Banyak guru tidak sadar atau sadar juga menjadi peneliti. Karena didalam tugas-tugas praktis mereka, selalu muncul pengalaman baru, yang jika waktu memungkinkan dapat memperbaiki cara mengajar mereka. Meski demikian, tidak semua guru dapat menimba pengalaman baru selama menjalani proses pembelajaran, dengan beberapa alasan :
·         Informasi yang berlebihan
·         Kurangnya waktu untuk berbagi pengetahuan
·         Tidak menggunakan teknologi untuk berbagi pengetahuan secara efektif
·         Kesulitan menangkap pengetahuan yang diperoleh
·         Adanya pengekangan terhadap kreativitas

Bagaimanapun, standar professional yang menjadi persyaratan yang harus dipenuhi oleh guru, termasuk pedagogi efektif, telah mengintegral dengan persyaratan profesionalnya. Tentu saja standar kerangka kerja guru masih dan akan terus dibanguh sesuai dengan kemajuan kontekstualnya.

Hal ini menimbulkan pertanyaan : ‘bagaimana cara meminimalisir masalah tersebut?’
Asumsi sementara saya : hal ini akan dapat diminimalisir ketika guru telah mempunyai tekad untuk maju. Ketika ia telah membulatkan tekad, maka harus ada proses upaya yang berkualitas untuk memajukan cara mengajar, misalnya guru diajarkan ‘melek teknologi’. Mereka diberikan pelatihan untuk menggunakan teknologi dan internet. Agar ilmu yang ia punya tidaklah sempit, namun dapat diperkaya dengan mengupdate informasi atau temuan-temuan terbaru. Selain itu, sebaiknya diluangkan waktu bagi guru untuk mengikuti seminar atau pertemuan untuk menambah pengetahuan. Guru juga harus aktif dalam mengembangkan metode-metode pengajaran baru dan tidak ragu untuk menggunakan banyak media.

DAFTAR PUSTAKA :

Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sabtu, 24 Maret 2012

Pedagogi Teoritis dan Prinsip-prinsip Pedagogis

0 komentar

         Pedagogi tidak hanya berkuat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubungannya dengan pembentukan generasi baru, yaitu pengaruh pendidikan sebagai system yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Pedagogi (kata benda) juga bermakna ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran. Lalu muncul pertanyaan : ‘jadi, apakah ada perbedaan antara pedagogi dengan pedagogis?’. Ja waban dari pertanyaan tersebut adalah ada! Pedagogis adalah kata sifat untuk istilah pedagogi. Istilah pedagogis juga bermakna sebagai salah satu proses studi pedagogi. Pedagogis bermakna ‘bersifat pedagogi’ atau mendidik’. Makna luas dari pedagogis adalah standar terhadap arah tujuan dan ciri dasar dari proses pedagogi.

            Ana Maria Gonzales Soca mendefinisikan proses pedagogis sebagai sebuah proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa agar mempersiapkan dirinya untuk menjalani kehidupan. Terdapat beberapa prinsip dari proses pedagogis, dimana hal ini merupakan tesis dasar teori psikopadagogis, pada arah pedagogis yang menjadi standar dan prosedur tindakan untuk menentukan dasar pedagogis yang paling penting dalam proses pendidikan kepribadian.

            Proses pedagogis harus terstruktur berdasarkan temuan yang paling maju dibidang sains kontemporer dan dalam korespondensi total dengan ideologi kita. dengan demikian, setiap konten yang pembelajar ambil disekolah harus berguna dalam kehidupan sehari-hari, kini dan kelak. Prinsip lain yang berorientasi proses ini adalah salah satu yang mengkombinasikan karakter kolektif dalam dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa. Hal ini berarti bahwa jika proses pedagogis ini terjadi dalam konteks sekelompok orang, yang dikumpulkan sesuai dengan kriteria yang berbeda dan mengadopsi karakteristik tertentu, setiap anggota memiliki kekhususan unik yang membedakan dirinya dengan yang lain, dan memiliki hak untuk diertimbangkan dan dihormati juga.

            Prinsip berikutnya adalah merujuk pada kesatuan pengajaran, pendidikan dan perkembangan proses, karena didasarkan pada kesatuan dialektis antara pendidikan dan pengajaran yang harus terkait dengan kegiatan pembangunan pada umumnya. Pendidikan dan pengajaran tidak identik sebagai kesatuan dialektis, karena itu kedua istilah itu (pendidikan dan pengajaran) tidak dapat dipertukarkan, namun saling melengkapi.

            Proses pedagogis juga menggamit prinsip bahwa domain kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering. Ini menyiratkan bahwa proses pedagogis harus terstruktur berdasarkan kesatuan dan hubungan antara kondisi manusia : kemungkinan mengetahui dunia sekitarnya dan dunianya sendiri, serta pada saat yang sama perasaan dan tindakan kemungkinan menjadi terpengaruh oleh dunia itu.

Prinsip terakhir dari proses pedagogis adalah bahwa masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain. Misalnya, aspek kepribadian dibentuk dan dikembangkan atas aktivitas dan melalui proses komunikasi. Sepanjang seluruh hidupnya, siswa menjalankan sejumlah besar kegiatan dan berkomunikasi terus-menerus.


DAFTAR PUSTAKA :

Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Testimoni Kuliah Online Mata Kuliah Paedagogi

0 komentar

Kalau denger nama Bu Dina, yang langsung muncul di pikiran pasti high tech, up to date,  dan menyenangkan. ‘Kira-kira apa lagi nih pengalaman baru yang akan didapat?’. Dan betul saja, jika minggu lalu Bu Dina share tentang chat lewat website USU, maka minggu ini online class dilakukan. Waktu tahu bahwa online class dilakukan lewat Facebook, perasaan menjadi lumayan lega. Karena setahu saya, chat lewat fb itu lebih gampang dan jarang mengalami gangguan. Apalagi rata-rata, atau bahkan semua  mahasiswa punya fb dan sering menggunakan media chat untuk berkomunikasi dengan temannya. Otomatis, kelas ini akan berjalan lancar. Dan benar saja, kelas berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan yang besar.

            Lama-lama saya mulai terbiasa dan merasa senang jika kuliah dilaksanakan secara online. Jika teman saya bertanya mengapa saya tidak kuliah, maka saya dengan bangga akan mengatakan ‘hari ini kuliah dilaksanakan secara online’. Banyak yang bertanya apakah itu sulit, namun saya tidak merasakan kesuliatan besar ketika menjalaninya. Bahkan bagi saya online class banyak memberikan keuntungan. Selain menambah pengetahuan dan pengalaman, kegiatan belajar ini juga efisien waktu. Saya lebih rileks, menjawab pertanyaan yang diajukan dengan lebih santai, bahkan sambil minum. Hehehe. Semoga online class lebih sering dilakukan dan menjadi inspirasi bagi dosen mata kuliah lain :)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
 
Copyright © Ocha's Blog