Selasa, 08 Maret 2011

Peran Kognitif dalam Pembelajaran

            Teori kognitif sosial (social cognitive theory) menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor perilaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Albert Bandura (1986, 1997, 2000, 2001) adalah salah satu arsitek utama teori kognitif sosial. Dia mengatakan bahwa ktika murid belajar, mereka dapat mempresentasikan atau mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi, pemikiran, dan kecerdasan.
            Perhatikan bagaimana model bandura dalam perilaku akademik murid sekolah menengah yang kita sebut saja sebagai Nila.
  • Kognisi memengaruhi perilaku
Nila menyusun strategi kognitif untuk berpikir secara lebih mendalam dan logis tentang cara menyelesaikan masalah. Strategi kognitif meningkatkan perilaku akademiknya.
  • Perilaku memengaruhi kognisi
Proses (perilaku) belajar Nila membuatnya mendapat nilai baik, yang pada gilirannya menghasilkan ekspektasi positif tentang kemampuannya dan membuat dirinya percaya diri (kognisi).
  • Lingakungan memengaruhi perilaku
Sekolah tempat Nila belajar mengembangkan program percontohan keterampilan-belajar untuk membantu murid belajar cara membuat catatan, mengelola waktu, dan mengerjakan ujian secara lebih efektif. Program ini meningkatkan perilaku akademik Nila.
  • Perilaku memengaruhi lingkungan
Program keterampilan-belajar ini berhasil meningkatkan perilaku akademik banyak murid di kelas Nila. Hal ini memicu sekolah untuk mengembangkan program itu sehingga semua murid di sekolah itu bisa turut serta
  • Kognisi memengaruhi lingkungan
Ekspektasi dan perencanaan dari kepala sekolah dan para guru memungkinkan program keterampilan-belajar itu terwujud
  • Lingkungan memengaruhi kognisi
Sekolah tersebut mendirikan pusat sumber daya dimana murid dan orang tua dapat mencari buku dan materi tentang peningkatan keterampilan belajar. Pusat sumber daya ini juga memberikan layanan tutoring keterampilan-belajar untuk murid. Nila dan orang tua nya memetik keuntungan dari tutoring dan pusat sumber daya ini. Layanan ini meningkatkan keterampilan berpikir Nila.

Dari pembahasan diatas, dapat menimbulkan pertanyaan. Bagaimana dengan kognisi anak yang menjalani home schooling, yang tidak sekolah di sekolah pada umumnya ?

            Asumsi sementara saya : keadaan kognisi pada anak yang menjalani home schooling dapat berjalan dengan baik dan dapat sebaik anak yang sekolah di sekolah pada umumnya. Peran guru nya juga penting dalam membangun lingkungan belajar yang dapat menstimulasi kognitif anak tersebut. Selama guru menciptakan lingkunagn belajar yang baik, misalnya memberikan peluang pada anak untuk mengeksplorasi kemampuan nya seperti sekolah pada umumnya. Sehingga meningkatkan keterampilan berpikir si anak.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Ocha's Blog