Selasa, 12 April 2011

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain :
1.      Kurang perhatian. Anak yang kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas.
2.      Hiperaktif. Anak hiperaktif menunjukkan level aktivitas fisik yang tinggi, hamper selalu bergerak.
3.      Impulsif. Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa piker panjang.

Tanda-tanda ADHD dapat muncul sejak usia prasekolah. Orang tua dan guru prasekolah (kelompok bermain) dan taman kanak-kanak mungkin bahwa ada anak yang sangat aktif dan konsentrasinya kurang. Banyak anak dengan ADHD sulit diatur, kurang toleransi terhadap rasa frustasi, dan punya masalah dalam berhubungan dengan teman sebaya. Karakteristik umum lainnya adalah ketidakdewasaan dan dekil. Diperkirakan 85 sampai 90 persen anak penderita ADHD menggunakan obat stimulant seperti Ritalin untuk mengendalikan perilakunya. Para periset menemukan bahwa kombinasi obat dan menejemen perilaku bisa memperbaiki perilaku anak dengan ADHD secara lebih baik ketimbang hanya menggunakan obat saja atau menejemen perilaku saja.

Dari pembahasan diatas, dapat menimbulkan pertanyaan “Apakah anak dapat menjadi ketergantungan dengan obat? Adakah efek psikologis pada anak yang mengkonsumsi obat penanganan ADHD?”
Dugaan sementara saya,
Memang banyak orang tua yang cemas jika anaknya akan mengalami ketergantungan. Padahal menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), anak yang menggunakan obat dalam menangani ADHD akan lebih sedikit mengalami masalah penyalahgunaan zat disbanding anak yang tidak mengkonsumsi obat.
Memang aka nada efek secara psikologis pada anak, misalnya anak akan merasa berbeda dengan anak lainnya karena ia harus meminum obat sedangkan anak lainnya tidak. Dalam hal ini, peran orang tua dan guru sangat diperlukan. Orang tua dan guru harus bias menjelaskan pada anak tentang obat itu dan bagaimana obat itu dapat membantunya. Penjelasan nya pun harus secara lembut agar anak dapat mengerti dan menerima.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Kencana
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Ocha's Blog