Selasa, 10 Mei 2011

Hubungan Waktu Luang dan Prestasi

            Bila waktu luang berlangsung singkat (misalnya istirahat anatara 2 jam pelajaran atau pekerjaan, atau istirahat minum teh, makan siang, dsb) fungsi utamanya adalah mengembalikan daya kerja sehingga memulihkan daya produksi kembali. Dengan istirahat, kelelahan dan kebosanan hilang.
            Jaman Romawi dulu, kaisar memberikan waktu libur bagi rakyatnya dan menyajikan atraksi-atraksi yang mengalihkan perhatian dari kerja, seperti atraksi gladiator , pertunjukan menarik lainnya, dan berbagai macam olahraga. Atraksi ini membantu rakyat umum untuk puas dengan kehidupannya, yang berakibat mereka lebih produktif.
            Di sekolah-sekolah, halaman sekolah dapat berfungsi sebagai sarana pengisian waktu luang, lebih-lebih bila fasilitas memadai. Halaman sekolah sebaiknya memberikan peluang anak-anak, terutama anak-anak kecil, untuk melampiaskan kebutuhan bergerak, berteriak, mengalihkan perhatian dari pelajaran ke kegiatan bukan pelajaran kelas.
Dari pembahasan diatas, dapat menimbulkan pertanyaan “apakah yang dapat terjadi jika waktu luang yang ada terlalu banyak ataupun terlalu sedikit?”
            Asumsi sementara saya, jika waktu luang yang ada terlalu banyak malah akan menimbulkan rasa malas. Misalnya pada anak sekolah, jika waktu istirahat terlalu banyak, maka mereka malah akan keasyikan bermain dan bisa saja membuat mereka malas untuk kembali belajar di kelas. Sebaliknya, jika waktu luang yang ada terlalu sedikit akan menimbulkan rasa letih dalam berpikir dan bekerja sehingga kualitas belajar maupun kinerja akan memburuk karena kurangnya waktu luang yang dapat dipakai untuk merefresh otak dan tenaga.

DAFTAR PUSTAKA :
Sukadji, Soetarlinah. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Ocha's Blog